Skip to main content

Contoh Jurnal Skripsi Bahasa dan Sastra Indonesia


PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS

BERKENAAN DENGAN KEGIATAN SEKOLAH

DENGAN SISTEMATIKA YANG TEPAT DAN BERBAHASA BAKU

MELALUI PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GALERI/PAMERAN

 

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII MTs Bahrul Ulum

K.H. Busthomi Awipari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016)

 

Nurbella Aprianti Rizkyna

Email: nurbella.rizkyna@gmail.com

Dr. Hj. Iis Lisnawati, M.Pd.

Hj.Titin Kusmini, Dra, M.Pd.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Siliwangi Tasikmalaya

 

ABSTRAK

 

Nurbella Aprianti Rizkyna. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Dinas Berkenaan dengan Kegiatan Sekolah dengan Sistematika yang Tepat dan Berbahasa Baku melalui Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Model Pembelajaran Galeri/Pameran (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII MTs Bahrul Ulum K.H. Busthomi Awipari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016). Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

 

Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa kelas VIII berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Walaupun demikian pada kenyataanya, siswa kelas VIII MTs Bahrul Ulum tahun ajaran 2015/2016 belum mampu menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan berbahasa baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat atau tidaknya model pembelajaran galeri/pameran dalam pembelajaran menulis meningkatkan kemampuan menulis surat dinas yang berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan berbahasa baku pada siswa kelas VIII MTs Bahrul Ulum. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas (PTK). Berdasarkan hasil pengolahan data terdapat peningkatan proses serta hasil belajar. Pada proses belajar pada siklus kesatu terdapat 2 siswa (6,90%) yang tidak aktif, 1 siswa (3,45%) yang tidak bertanggung jawab, dan 3 siswa (10,34%) yang tidak berpartisipasi. Pada siklus kedua sudah tidak ada lagi siswa yang tidak aktif, tidak bertanggung jawab, dan tidak berpartisipasi. Pada siklus kesatu terdapat 12 siswa (41,38%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari standar KKM 75, dan 17 siswa (58,62%) belum mencapai KKM. Pada siklus kedua semua siswa (100%) sudah mencapai KKM.

 

Kata Kunci : Kemampuan Menulis Surat Dinas, Model Pembelajaran Galeri/Pameran, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

 

ABSTRACT

 

Nurbella Aprianti Rizkyna. 2016. Upgrades Letter Writing With regard to the Office of School Activity with the Right Systematics and Speak Baku through Learning Writing by Using Learning Model Galleries/Exhibitions (Classroom Action Research in Class VIII MTs Bahrul Ulum KH Busthomi Awipari Tasikmalaya City Academic Year 2015/2016). Study Program Language and Literature Indonesia. Faculty of Teacher Training and Education. Siliwangi University in Tasikmalaya.

 

Writing official letter related to school activity is one of basic competencies that must be had by students at the eighth grade based on a curriculum, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Even though, in fact, the students at the eighth grade in MTs Bahrul Ulum K.H. Busthomi Awipari Tasikmalaya 2015/2016 could not be able to write the official letter yet related to school activity by using appropriate systematical and standard language. This research aims to know whether gallery learning model in writing learning process could improve or could not improve their writing skill related to school activity by using appropriate systematical and standard language. The method used in this research is the method of classroom action research (PTK). Based on analyzed data, there are a changing and improving students learning process and product. In learning process at the first cycle, there are two passive students (6,90%) an irresponsible student (3,45%), and three students who did not participate (10,34%). At the second cycle there is no passive student, irresponsible student and student who did not participate. At the first cycle, there are 12 students who reached KKM from its standard, 75, and 17 students who did not reach KKM yet. At the second cycle all students has reached KKM.

 

Keywords: Writing skill the official letter, Gallery learning model, Classroom action research (PTK)

 

A.    PENDAHULUAN

Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa kelas VIII berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Walaupun demikian pada kenyataanya, siswa kelas VIII MTs Bahrul Ulum K.H. Busthomi Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016 belum mampu menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan berbahasa baku.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat atau tidaknya model pembelajaran galeri/pameran dalam pembelajaran menulis meningkatkan kemampuan menulis surat dinas yang berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan berbahasa baku pada siswa kelas VIII MTs Bahrul Ulum K.H. Busthomi Awipari Cibeureum Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016.

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Della Asri Nurani, Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNSIL Tasikmalaya. Judul penelitiannya adalah “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun dalam Pembelajaran Menulis dengan menggunakan Model Pembelajaran Galeri/Pameran (Penelitian Tindakan Kelas pada pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013)”.

Della Asri Nurani menyimpulkan bahwa model pembelajaran galeri/pameran dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2012/2013. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan dan peningkatan proses dan hasil belajar siswa, yaitu semua siswa (100%) memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada siklus kedua.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas (PTK). Ketidakmampuan siswa dalam menulis surat tampak dalam surat yang dibuat oleh siswa. Terdapat isi surat yang tidak sesuai dengan topik surat, sistematika surat yang tidak tepat, penggunaan bahasa yang tidak baku dalam hal kalimat dan pilihan kata yang tidak tepat, penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, penggunaan kata yang tidak tepat, serta penggunaan tanda baca koma (,) dan tanda baca titik (.) yang tidak tepat. Informasi tersebut diperoleh dari guru bahasa Indonesia MTs Bahrul Ulum K.H. Busthomi, Bapak Aos Ridwan, S.Pd.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis, dari 29 siswa terdapat 6 siswa (21%) yang telah berhasil mencapai nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 23 siswa (79%) belum berhasil mencapai nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 75.

Penulis menelusuri lebih lanjut penyebab ketidakberhasilan pembelajaran menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah tersebut. Melalui wawancara dengan Bapak Aos Ridwan, S.Pd., diperoleh data bahwa penyebab ketidakberhasilan pembelajaran adalah model pembelajaran yang digunakannya pada saat mengajar menulis surat dinas adalah metode ceramah.

Berdasarkan pada permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berupa pembelajaran menulis surat dinas dengan menggunakan model pembelajaran galeri. Menurut Berdiati (2010:139), “Model ini disebut juga model pameran. Hasil karya siswa berupa tulisan dipamerkan di dinding kelas seperti layaknya sebuah pameran. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk membuat karya berbentuk tulisan dengan baik dan kreatif.”

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Wibawa (2004:3) mengungkapkan, “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Arikunto juga (2006:95) mengemukakan, “Ciri terpenting dari penelitian tindakan kelas yaitu suatu upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.”

Hasil penelitian penulis wujudkan berupa skripsi yang berjudul, “Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Dinas Berkenaan dengan Kegiatan Sekolah dengan Sistematika yang Tepat dan Berbahasa Baku melalui Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Model Pembelajaran Galeri (PTK pada Siswa Kelas VIII MTs Bahrul Ulum K.H. Busthomi Tahun Ajaran 2015/2016).”

 

B.     METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis menggunakan metode tindakan kelas, karena di MTs Bahrul Ulum  tahun ajaran 2015/2016 masih banyak siswa kelas VIII yang belum mampu menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan berbahasa baku. Oleh karena itu, penulis berharap dengan digunakannya metode PTK permasalahan yang ada dapat diminimalkan.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melaksanakan Penelitian ini didesain oleh Heryadi (2010: 64) yaitu sebagai berikut.

                                               Siklus 1 (Gambar siklus terlampir :D)




                            Analisis dan Refleksi   

 

Deskripsi Hasil Tindakan


                                        

                                         Pelaksanaan Tindakan

                                                                              Rencana Tindakan Ulang

                                               Siklus 2 (Gambar siklus terlampir :D)



  


 



                            Analisis dan Refleksi   

 

Deskripsi Hasil Tindakan


                                        

                                         Pelaksanaan Tindakan

                                                                              Rencana Tindakan Ulang

 

 

Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK

 

C.    PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data proses dan hasil pembelajaran pada siklus kesatu dan siklus kedua. Dalam proses pembelajaran pada siklus kesatu dalam aspek  keaktifan terdapat 7 siswa (24,14%) yang berkategori aktif, 20 siswa (68,97%) yang kurang aktif, dan 2 siswa (6,90%) yang tidak aktif. Dalam aspek tanggung jawab terdapat 11 siswa (37,93%) yang bertanggung jawab, 17 siswa (58,62%) yang kurang bertanggung jawab, dan 1 orang siswa (3,45%) yang tidak bertanggung jawab. Dalam aspek partisipasi terdapat 12 siswa (41,38%) yang berpartisipasi, 14 siswa (48,28%) yang kurang berpartisipasi, dan 3 siswa (10,34%) yang tidak berpartisipasi.

Pada siklus kedua, perolehan nilai proses belajar siswa dalam menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dalam aspek keaktifan terdapat 23 siswa (79,31%) yang aktif dan ada 6 siswa (20,68%) yang kurang aktif. Dalam aspek tangggung jawab terdapat 24 siswa (82,76%) yang bertanggung jawab dan 5 siswa (17,24%) yang kurang bertanggung jawab. Dalam aspek partisipasi terdapat 23 siswa (79,31%) yang berpartisipasi dan 6 siswa (20,68%) yang kurang berpartisipasi.

Perolehan persentase proses belajar siswa dalam menulis surat dinas dari data-data di atas menunjukkan bahwa pada siklus kesatu proses belajar siswa ternyata masih rendah dan kurang memuaskan, karena masih banyak siswa yang kurang aktif, kurang bertanggung jawab, dan kurang berpartisipasi. Penulis menyatakan proses belajar siswa pada siklus kesatu kurang baik. Nilai proses pada siklus kedua hasilnya memuaskan karena keaktifan, tanggung jawab, dan partisipasi siswa sudah meningkat. Penulis menyatakan proses pembelajaran pada siklus kedua lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran pada siklus kesatu.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai hasil pembelajaran pada siklus kesatu terdapat siswa yang memperoleh nilai 90,8 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 79,3 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 78,2 sebanyak 5 orang (17,24%), siswa yang memperoleh nilai 77 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 75,9 sebanyak 4 orang (13,79%), siswa yang memperoleh nilai 74,7 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 65,5 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 57,5 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 54 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 51,7 sebanyak 3 orang (10,34%), siswa yang memperoleh nilai 48,3 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 46 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 42,5 sebanyak 3 orang (10,34%), siswa yang memperoleh nilai 39,1 sebanyak 3 orang (10,34%), dan siswa yang memperoleh nilai 33,3 sebanyak 2 orang (6,90%).

Perolehan nilai hasil pembelajaran pada siklus kedua yaitu terdapat siswa yang memperoleh nilai 96,6 sebanyak 2 orang (6,90%), siswa yang memperoleh nilai 94,3 sebanyak 7 orang (24,14%), siswa yang memperoleh nilai 90,8 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 88,5 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 87,4 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 85 sebanyak 1 orang (3,45%), siswa yang memperoleh nilai 82,8 sebanyak 2 orang (6,90%), siswa yang memperoleh nilai 81,6 sebanyak 2 orang (6,90%), siswa yang memperoleh nilai 79,3 sebanyak 2 orang (6,90%), siswa yang memperoleh nilai 78,2 sebanyak 4 orang (13,79%), siswa yang memperoleh nilai 77 sebanyak 5 orang (17,24%), dan siswa yang memperoleh nilai 75,9 sebanyak 1 orang (3,45%).

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pada siklus kesatu terdapat 12 siswa (41,38%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari standar KKM 75, dan 17 siswa (58,62%) belum mencapai KKM. Pada siklus kedua semua siswa (100%) sudah mencapai KKM.

Ketercapaian penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama yang mempengaruhi ketercapaian dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang penulis gunakan. Model pembelajaran yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran galeri/pameran. Model pembelajaran ini dapat memotivasi siswa untuk lebih kreatif dan berhati-hati dalam membuat sebuah karya. Siswa juga lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena siswa dapat memberikan komentar terhadap karya orang lain. Menurut Berdiati (2010:139), “Model ini disebut juga model pameran. Hasil karya siswa berupa tulisan dipamerkan di dinding kelas seperti layaknya sebuah pameran. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk membuat karya berbentuk tulisan dengan baik dan kreatif.”

Pada proses pelaksanaan, penulis berupaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan menetapkan kriteria penulisan surat dinas, karena surat dinas yang telah dibuat siswa akan dinilai oleh siswa lain, sehingga ketika menulis surat dinas siswa berupaya untuk menulis surat dinas sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Penulis berharap dengan terus memberikan motivasi kepada siswa, siswa menjadi lebih bersemangat, aktif, dan bersungguh-sungguh ketika mengikuti pembelajaran. Syah (2009:151) mengungkapkan, “Motivasi ialah keadaan internal manusia yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu.” Selain itu, siswa juga termotivasi dengan penerapan model pembelajaran galeri/pameran dalam pelaksanaan pembelajaran. Motivasi yang disebabkan oleh penerapan model pembelajaran tersebut termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik, yakni motivasi dari luar individu siswa yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Syah (2009:152), “Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.”

Untuk lebih meyakinkan bahwa model pembelajaran galeri merupakan salah satu faktor keberhasilan belajar siswa dan dapat memotivasi siswa dalam belajar ke arah yang lebih baik, maka penulis memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa dalam bentuk wawancara. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa merasa mudan, tidak bosan, dan senang belajar menulis surat dinas dengan menggunakan model pembelajaran galeri.

Hasil wawancara tersebut dapat membuktikan bahwa model pembelajaran galeri/pameran disenangi oleh siswa, karena melalui model ini siswa dapat belajar dengan baik, aktif, bertanggung jawab, berpartisipasi, saling mengoreksi dan saling melengkapi kekurangan masing-masing, serta membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan berbahasa baku. Selain itu, terjadinya perubahan dan peningkatan proses dan hasil belajar siswa dapat menjadi bukti bahwa model galeri/pameran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VIII MTs Bahrul Ulum K.H. Busthomi Awipari Ciberureum Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016. Dengan demikian, maka penulis menyatakan bahwa penelitian ini selesai dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

 

D.    SIMPULAN

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat penulis simpulkan sebagai berikut.

1.      Pembelajaran menulis surat dinas menggunakan model pembelajaran galeri/pameran berhasil dengan baik. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan baik pada proses maupun hasil belajar.

2.      Peningkatan pada proses dapat dilihat dari banyaknya aktivitas siswa yang berhasil dengan keaktifan, tanggung jawab, dan partisipasi. Pada siklus kesatu terdapat 2 siswa (6,90%) yang tidak aktif, 1 siswa (3,45%) yang tidak bertanggung jawab, dan 3 siswa (10,34%) yang tidak berpartisipasi. Pada siklus kedua sudah tidak ada lagi siswa yang tidak aktif, tidak bertanggung jawab, dan tidak berpartisipasi. Hasil belajar siklus kesatu kurang berhasil. Pada siklus kesatu hanya 12 siswa (41,38%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari standar KKM 75, dan 17 siswa (58,62%) yang belum mencapai KKM. Pada siklus kedua semua siswa (100%) sudah mencapai KKM. Dengan begitu, pembelajaran pada siklus kedua berhasil.

Peningkatan proses maupun hasil pembelajaran menyebabkan hipotesis penelitian diterima. Artinya model pembelajaran galeri/pameran dapat meningkatkan kemampuan menulis surat dinas berkenaan dengan  kegiatan sekolah dengan  sistematika yang tepat dan bahasa baku pada siswa kelas VIII MTs Bahrul Ulum K.H. Busthomi Awipari Cibeureum Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016.

 

E.     SARAN

Berikut ini penulis kemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.      Guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa agar siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia.

2.      Guru bahasa Indonesia harus berupaya lebih kreatif dan inovatif dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran agar mampu meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar.

3.      Guru bahasa Indonesia sebaiknya memperhatikan kegiatan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, agar dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga kelemahan siswa dapat diatasi, dan keunggulan siswa dapat dikembangkan.

4.      Sebaiknya pihak sekolah bekerja sama dengan orang tua siswa untuk saling membimbing anak didiknya agar lebih baik dan lebih berprestasi dalam semua bidang.

 

F.     DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Berdiati, Ika. (2010). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM. Bandung: Sega Arsy.

 

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

 

Djojosuroto, Kinayati dan M.L.A. Sumaryati. (2010). Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa.

 

Heryadi, Dedi. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Pustaka Billah.

 

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

 

Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 

Taniredja, Tukiran. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alpabeta.

 

 


 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Esai tentang Puisi Raksasa (Putu Wijaya) karya Bella Raffabani

Raksasa Metropolitan oleh Nurbella Aprianti Rizkyna Raksasa? Metropolitan? Sejak kecil, sosok raksasa sering didengar pada cerita atau dongeng yang diperdengarkan oleh emak sebelum tidur, untuk sekedar ‘nyingsieunan’ . Raksasa sering dikatakan sebagai sosok makhluk jahat, badannya tinggi, dan besar, serta memiliki wajah yang seram, katanya. Tetapi pada kenyataannya, definisi tersebut masih menjadi tanda tanya besar  tentang kemutakhirannya. Belum ada orang yang menyatakan secara pasti tentang gambaran sosok raksasa yang sebenarnya. Sosok raksasa sering hadir pada dongeng-dongeng atau pun cerita anak yang cenderung selalu menjadi tokoh antagonis dan pastilah anak kecil yang menjadi sasaran. Seperti pada kutipan puisi ‘Raksasa’ berikut ini, ‘Di dalam mimpiku ada raksasa Taringnya sebesar pohon kelapa Kepalanya gundul sekeras baja Dari Mulutnya menyembur kata-kata jahat.....’ Sehingga tak wajar ketika mengucapkan kata raksasa anak-anak sering ketakutan, tanpa mere...

Naskah Drama "TOPENG " karya Bella Raffabani

       Setelah layar dibuka, tampak seorang pria dengan tatapan yang kosong sedang duduk dengan tangannya yang terikat, di depan pria yang memakai topeng . Sesekali orang tersebut menangis, lalu terdiam dan menundukkan kepalanya. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba pria bertopeng mengangkat pistolnya sambil berteriak lalu ia menembak pria yang sedang duduk tersebut. Setelah itu suasana menjadi hening dan tirai ditutup kembali. BABAK   I ADEGAN 1        Di sebuah ruang interogasi, tepatnya di kantor polisi , tampak 2 orang polisi yang sudah siap untuk mendengarkan seorang lelaki yang hendak ingin membuat kesaksian. Beberapa foto yang menjadi bukti berserakan di meja. Kusuma Baiklah, kami akan mendengarkan kesaksian anda. Herman Iya pak. Jadi begini, Tepatnya malam itu sekitar pukul 22.00 WIB, ketika saya ingin pergi ke swalayan untuk membeli makanan, tiba-tiba saya melihat seorang wanita dan seorang anak y...

LATIHAN SOAL BAHASA INDONESIA SMA/MA KELAS XI

PILIHAN GANDA 1.       Periodisasi sastra yang karyanya tercipta dan berkembang sebelum masyarakatnya mengenal budaya tulis-menulis adalah .... A.      Angkatan Balai Pustaka B.      Angkatan Pujangga Baru C.      Angkatan Reformasi D.      Angkatan Pujangga Lama E.       Angkatan 2000-an   2.       Tokoh Angkatan ’45 yang sangat revolusioner ialah .... A.      Putu Wijaya B.      Taufik Ismail C.      Chairil Anwar D.      W.S. Rendra E.       Hamka   3.       Novel karangan Marah Rusli yang paling laris dan digemari masyarakat pada Angkatan Balai Pustaka adalah .... A.      Siti ...